Selasa, Agustus 14, 2012 0 komentar

postingan abis kesenggol

Mungkin saya terlalu polos berpikirnya. Tapi saya lebih menolak dibilang terlalu rumit berpikirnya. Bukankah hati itu siapa yang tahu. Cuman Allah yang punya. Cuman Allah yang bisa membaliknya. Saya sudah memintanya. Kata Rido yang meskipun saya nggak cerita ada apa, dia bilang, mungkin kurang ikhlas. Yah mungkin saya kurang ikhlas. Mungkin apa yang saya bilang, saya ikhlas, mungkin belum seperti itu. Yah jika saya ikhlas seharusnya saya bisa melepaskan apapun. Sekalipun, dengan melepaskannya saya merasa hidup ini hilang separuh.


Published with Blogger-droid v2.0.4
Minggu, Juli 29, 2012 0 komentar

Menahan Rindu?

Kenapa masih menahan diri jika memang rindu?
Pertanyaanmu malam itu membuatku terdiam. Sesaat aku hanya mampu tersenyum menatap barisan kata-kata yang kau ketikkan untukku. Ingin sekali kukatakan semua yang tersimpan dalam hatiku sejak lama. Tapi tahukah kamu, barisan kata-kata darimu baru saja kembali bisa kunikmati, dan aku tidak ingin ini berakhir. Entah mau mengharapkan apa lagi, aku tidak bisa mendustai diri bahwa aku bahagia kamu kembali ada.

Rinduku padamu, cuman aku yang tahu kesederhanaan sekaligus kerumitannya. Kamu ternyata meski tampak tidak rumit, kamu tidak sesederhana itu rupanya. Tidakkah menakutkan bagimu seorang wanita yang menyimpanmu dalam hati beberapa tahun ini, berdiri di hadapanmu, kemudian mengatakan betapa dia sangat merindukanmu, padahal selama beberapa tahun ini ia tidak melakukan apapun untuk menunjukkan kerinduannya. Edan.

Merindukanmu beberapa tahun itu cukup bagiku untuk berlatih belajar menahan diri. Dalam draft tabbitem-ku begitu banyak kerinduanku padamu yang kusimpan sendiri. Tertata rapi dan tak pernah melayang ke tanganmu.

Kenapa aku masih menahan diri?
Bagaimana jika aku yang bertanya, bolehkah kamu memberikanku kesempatan untuk berada di sisi? Bolehkah kamu membuka sedikit hatimu untukku lebih besar dari sebelumnya? Atau jika sebelumnya tidak pernah ada untukku, bolehkah kali ini ada untukku?
Apakah aku terdengar tidak realistis?

Kenapa aku masih menahan diri. Latihan itu cukup membuatku bersabar. Sehingga bersabar sedikit lagi tidak besar pengaruhnya bagiku. Rinduku sudah melebur dalam barisan kata-kata dan doa. Terserah Tuhan apakah ia akan menyampaikannya padamu atau tidak. Hanya itulah yang membuatku percaya untuk setia pada hatiku. Yang pasti kurasakan, saat merindukanmu, wajahmu selalu terlukis jelas dalam ingatanku. Kenangan akan kamu dan apa yang kumiliki bersamamu meskipun sedikit, datang menggelayut. Bahkan terkadang aku membayangkan apa yang sedang kamu lakukan.

Jika bisa, aku ingin sekali berlari ke arahmu hari itu. Lalu menjatuhkan tubuhku memelukmu. Dan berharap tidak akan pernah sedikitpun kau melepaskanku. Egois yah rinduku ini.
Yang aku tahu, beberapa rindu sangat pemberani tetapi tidak sedikit yang sangat pengecut. Yang aku tahu, bukan lagi hanya menginginkan kamu seorang, tetapi aku menginginkan kamu menginginkanku. Yang aku tahu, pada akhirnya aku akan baik-baik saja.
Published with Blogger-droid v2.0.4
0 komentar

Rinduku Belum Beruntung (**

Aku adalah satu-satunya orang yang belum ditemuinya sejak ia kembali (setidaknya begitu) dan aku merasa sedih.
Sudah lama kupandangi Jakarta malam hari, dari balik kaca jendela mobil yang melaju cepat. Saat seperti ini, saat memandang jauh keluar sana, saat kepekatan cahaya remang lampu jalanan dini hari, membuat rasa rindu itu semakin menusuk.
Saat seperti ini adalah saat di mana ingatan akan dirinya selalu hadir tanpa perlu memanggil. Dia dengan perasaan yang kumiliki padanya sudah menguasai ingatanku sejak lama.

Aku tahu ada yang dapat kulakukan untuk menuntaskan dahaga kerinduanku, berlari menemuinya. Tetapi, harga diri dan kehormatanku sebagai wanita baik baik mencampakkanku pada kenyataan aku hanya punya itu untuk berdiri.

Wanita baik baik tidak menempatkan dirinya pada situasi yang membuat orang lain memandang rendah dirinya. Apakah ia memandang rendah diriku. Entahlah, aku tidak tahu.
Wanita baik baik tidak mengejar pria seperti mengejar diskon.
Wanita baik baik lainnya mengajarkanku untuk bersikap santun, tahu malu, tahu adat dan tahu diri. Mungkin dapat dirangkum dalam satu kuali jaim.
Wanita baik baik menjaga dirinya dari penampakan kata kata murahan, seperti ngebet, nyosor, kegatelan, ngobral dan lainnya.
Wanita baik baik tidak merendahkan harga dirinya dan penghormatannya terhadap kehormatan dirinya lebih dari menjaga hati.

Sungguh aku tidak mengerti apa mau diriku. Terkadang aku merasa ingin sekali bersikap sesuka hatiku, sedikit merendahkan harga diriku demi dia. Berlari padanya, menunjukkan betapa aku rindu dia. Melakukan semua yang kumau dengan caraku, seperti orang yang dimabuk bergalon-galon rindu. Aku ingin berdiri di hadapannya, ingin dia melihat mataku, agar ia tahu aku begitu rindu dia. Oh..aku begitu egoisnya.

Tetapi kesadaran lain membangunkanku. Bahwa ada kenyataan berbalut realita di hadapanku. Dan ini sungguh menyesakkan. Bahwasanya, ia memang sudah melupakanku. Aku sudah tidak ada lagi dalam hidupnya. Setidaknya inilah kenyataan paling real yang begitu mengigilkan tubuh. Tidak ada tanda-tanda sekecil apapun kalau dia ada. Pergi. Hilang. Mungkin selamanya. Mungkin ini caranya dia berpamitan denganku dan tidak inginkan aku yang merepotkan ini ada dalam hidupnya.

Tolong, jika suatu hari nanti kau muncul. Tolong, jangan bilang padaku agar tidak menahan perasaanku. Tolong, jangan bilang agar aku jangan menahan rinduku. Tolong jangan pernah mengatakan padaku untuk jangan ragu untuk mengatakan rindu. Aku sangat tahu aku tidak akan bisa benar-benar marah padamu. Tolong, jika nanti kau ada lagi untukku datanglah dengan semua hal yang tidak pernah bisa kulakukan untukmu, dan semua hal yang tidak pernah kau lakukan untukku. Tolong saat kau datang, itu karena kau menginginkannya, karena kau menginginkanku.

Setidaknya ada ungkapan yang mengingatkan wanita untuk sejenak memikirkan ini sebelum bertindak 'brutal' bahwa..
Jika seorang pria rindu dia akan menghubungimu. Jika dia peduli, dia akan menunjukkan perhatiannya. Jika dia menginginkanmu, dia akan berjuang apapun untuk bisa bersamamu. Jika dia sebaliknya, tidak ada satupun yang akan dapat membuatnya tetap tinggal.
Ahhh.. Kerinduan yang tak terpenuhi ini adalah kerumitan hidup.

060412
(** ditulis jauh sebelum kamu kembali

Published with Blogger-droid v2.0.4
Rabu, Juli 11, 2012 0 komentar

Yang Berakhir.. Sudah

Sudah berakhir. Akhirnya. Finish.
Akhirnya aku menuliskannya setelah mengendap dan perlu udara. Setidaknya, aku sudah bisa bergerak dan kembali ke barisanku lagi. Kehidupanku. Dan aku siap bercerita lagi. Ini tidak seperti yang kubayangkan sebelumnya. Yah, setidaknya saat ego sudah mereda dan kekecewaan hanyalah sebuah perasaan yang mudah berubah, saat rasio dan pikiran sudah kembali pulih. Semua hanya cerita dan aku pencerita.

Setelah pada akhirnya aku yang harus membuatnya menegaskan padaku. Bagi beberapa orang, berlaku hal macam, siapa butuh dia yang harus datang.. -__-  Okeh, baiklah bukan itu yang terpenting. Bukankah sesuatu yang dimulai jika tidak dapat dipertahankan lagi yah harusnya diakhiri saja. Dengan baik.

Tidak semua perempuan bisa diperlakukan sama. Bukankah perempuan itu punya nama dan wajah yang berbeda? Seharusnya (semua) laki-laki menyadari hal itu. Kami (perempuan) tidak semuanya sama, seperti dalam artikel majalah dan internet.

Aku tahu. Bahkan jika disangkal ribuan kali pada akhirnya aku selalu tahu. Bagaimanapun caranya. Aku selalu menarik kejujuran dari universe, apapun resikonya. Dalam paket lengkap, semua hal yang kuduga dan kuyakini, dan semua hal yang kuduga tapi aku paksa tidak kuyakini, dia lakukan. Terlalu. Aku hanya tidak menduga hal ini terjadi pada seorang 'aku'. Seorang perempuan kayak 'aku'. Tetapi sebuah kesadaran baru muncul, saat seorang teman bilang, 'perempuan kayak apa maksud lo?'

Rasanya saat itu, seketika itu pula, jarum jam berhenti. Kedua ibu jari yang tadinya menari-nari mengetikkan kalimat demi kalimat dalam chatting kami di atas tabbitem, mengambang di udara.
Aku tergugu. Aku lupa.
Saat itu pula konsep tentang perempuan baik-baik akan diperlakukan baik-baik juga, adalah teori anak kelas 5 SD. Teman yang berjarak ribuan kilometer itu mengingatkan tentang, hidup itu nggak ideal, jendral. Hukumnya jangan nyubit klo nggak mau dicubit itu nggak begitu dalam prakteknya.

Rasanya saat itu aku merasa bodoh sekali. Ibarat menumpang mobil yang dikendarai Afriani, apakah semua penumpang mobil pembunuh itu orang jahat? Tidak bukan. Lalu kenapa semua seolah terseret dalam kasus yang sama. Saat itu pula aku merasa sebagai penumpang yang kurang beruntung.

Yah.. Nggak ada yang sempurna, sekalipun kita berusaha mencoba. Yang aku tahu, aku pasti bisa melalui ini semua. Ini belum seberapa, seharusnya tidak membuatku memperlambat langkahku. Ini belum jauh. Hatiku belum jauh bermain meskipun aku dengan kesadaran dan ketulusanku meletakkan hatiku di tempat itu. Setidaknya aku belajar. Aku telah berusaha membuka hatiku untuk orang lain. Menerima kehadirannya, lengkap dengan kelebihan dan kekurangannya, serta bertoleransi terhadap hal-hal yang bukan prinsip. Sayangnya, Allah berkehendak lain. Cuma satu yang boleh masuk dan menetap, tidak boleh dua. Aku patut bersyukur. Mungkin di masa lalu aku pernah berbuat baik dan Allah membalasnya sekarang, melindungiku.

Tidak banyak tempat bagiku menceritakan ini semua. Bukan karena malu, tetapi karena aku nggak suka tatapan kasihan mengarah padaku. Cukup mamam yang melihatku lirih, sekalipun aku tidak mengatakan semuanya. Biasanya yang ada di posisi ini bukan aku. Biasanya peranku adalah mendengar, membesarkan hati, mendukung atau sedikit menasehati. Ini semua sudah cukup menjadi pukulan kecil yang kuantitasnya tidak sedikit, dan aku tidak ingin pukulannya mengenai orang lain. Aku berharap aku bisa menangis, tetapi yang terjadi aku bahkan tidak mampu menangisi ini semua. Semoga jika saatnya aku menangis, aku harap aku hanya menangisi perbuatannya saja.

Aku hanya berharap masih bisa berteman. Karena bagaimanapun aku dan dia pernah sama-sama hadir untuk satu sama lain. Betapapun buruknya yang dia lakukan di mataku, tetapi aku justru kasihan padanya. Aku kecewa dengan perbuatan dan sikapnya -semuanya. Bukan pada orangnya. Aku mencari di mana letak kesalahanku. Tetapi aku terlalu lelah mencari, karena semua memang berasal darinya.
Semoga dengan mengenalku dia tahu, tidak semua perempuan itu sama. Semoga suatu hari nanti ia bisa menjadi seorang pria dengan keteguhan dan sikap dewasa.

Terima kasih sudah mewarnai hidupku. Membuatku tambah mengerti perempuan dengan 'kualitas' seperti apa diriku ini, membuatku tambah tahu perempuan yang bisa/tidak diperlakukan bagaimana aku ini dan perempuan yang menginginkan dan membutuhkan laki-laki seperti apa aku ini.
Kesalahanku adalah aku tidak memiliki semua 'kualitas' wanita yang membuat dia mempertahankanku dengan keteguhan, keyakinan dan kemandirian seorang pria. Sedangkan kesalahannya adalah dia belum menjadi seorang pria yang mampu membuat aku meminta dia pada Allah.
Yang selalu aku tahu, seperti yang dikatakan zefty dan ziyan pada akhirnya, aku akan baik-baik saja. Selalu. Terima kasih.

Published with Blogger-droid v2.0.4
Senin, April 30, 2012 0 komentar

ketika sebuah penjelasan itu penting

Terkadang kata-kata yang dirangkai dalam sebuah penjelasan itu sama pentingnya dengan tindakan untuk mewujudkannya. Karena ada hal-hal yang butuh untuk dijelaskan dalam kalimat yang tidak perlu bagus, tetapi kalimat itu mampu meredakan gejolak yang ada. Karena terkadang penjelasan itu bisa mewakili penegasan tindakan yang masih harus menunggu. Karena sebetulnya penjelasan itu mampu mendamaikan hati orang yang membutuhkannya. Karena penyegeraan penjelasan mampu meredam masalah menjadi lebih besar.
"Karena 5 menit penjelasan itu punya arti lebih daripada tindakan yang masih membekam di pikiran saja."
Kamis, Maret 29, 2012 0 komentar

Jagung manis

Cinta itu kayak jagung manis. Yang kalau habis yah sudahlah.
Rasanya kayak mimpi indah. meskipun berkali kali nggak yakin tetapi tetap aja mimpinya indah. tapi tidur kan gak pernah selamanya kecuali memang tidak akan pernah bangun lagi. nah, begitulah mimpi indah. ada saat di mana akan terbangun dan semuanya harus berakhir. tapi kita kadang suka maksa, mencoba tidur lagi dan lagi. berharap setitik mimpi yang tersisa akan menampakkan bayangan yang jelas. dan memulai kembali mimpi indah itu. aahhhh... mau tarik selimut..
0 komentar

Ini maret ternyata

Halloww... seabad yah..
Rasanya kayak punya rumah tapi nggak kangen kangen buat pulang... tapi memang itu sih yang lagi dirasain. gak mau ahhh kalau kangen cuman jadi retorika sahaja, cuman di bibir sahaja, macam politisi sahaja #kode.
Banyak yang mau diceritakan. rasanya juga draft yang nempel di aplikasi di tabbitem itu udah jamuran. gak tahu yah.. bulanan sekarang maunya nulis tapi kog lagi males ajah di publishnya. mungkin kebanyakan suara hatte kali yak.
benar yah kalau semua hal itu bisa cepat banget naik turunnya. dalam sehari aja, tiba tiba rasanya rindu banget tapi siangnya udah bawaannya kesel aja. lalu, sorenya udah ketawa ketiwi saking senengnya. hadooohhh...gw memang gila.
btw, banyak berita bahagia, tapi masih yah dari ranah pertemanan belum ranah diri sendiri. yaaa...hitung hitung latihanlah yah..biar pas giliran gw yang harus bagi cerita gak kagok lagi nyeritainnya ^^
Rabu, November 02, 2011 0 komentar

november

Moooning november,

November *fiuh* kalau liat papan jadwal, weekend penuh berurutan. Kalau lihat tanggal yang dikramatin ada nikahannya yusi-indra. Lalu ada si jambul yang ikutan nikah. Ada uthie yang akhirnya nikah lagi. Lalu hebatnya, gw akhirnya lolos saringan workshop penulisan wordisme dimana seharian disuatu tanggal pada imel dengan tulisan gede bener -SELAMAT anda lolos untuk mengikuti..bla..bla.. bersama penulis2 papan atas yang cukup gw kenali-, yang gw trima dua hari lalu, dan gw mendadak stress. Dan yang paling super hebatnya lagi adalah semua terjadi ditanggal 19.

Yang satu adalah teman baik, sudah dianggap anak sama bokap-nyokap dan mau dikemanain itu kebaya yang diniatkan untuk dipakai dinikahannya yusi, kebaya berseragam dengan tzu2 dan dwitya. Kemudian yang satunya seperti sebuah batu loncatan dalam masa depan gw, seperti oase yang menyejukkan saat perjalanan menuju masa depan terasa seperti mencari alamat *ayu ting ting mode on*, gw memang pernah mendapatkan hadiah, mendapatkan kesempatan, tetapi kalau mau jujur ini adalah kesempatan yang gw cari dan gw perjuangkan, model kesempatan yang nggak akan mau gw buang begitu aja. Dan gw mendapati kalo gw jadi sakit.

Satu lagi, separuh jiwa gw beranjak. Apalagi sebenarnya yang mau ditunggu. Mau seberapa jauh dan dalam lagi untuk dilukai. Mungkin tidak semua hal dalam hidup memiliki titik didihnya. Titik klimaksnya. Titik baliknya. Jadi putuskan saja sendiri mau apa. Toh, diri sendirilah yang tahu sebenarnya. Yah kan. Mari merenung.


Published with Blogger-droid v2.0
Minggu, Oktober 30, 2011 0 komentar
Published with Blogger-droid v2.0
Jumat, September 16, 2011 0 komentar

tengil resmi jadi anak durhaka

Gw sempet nggak percaya sama omongan nyokap soal kelakuan tengil yang ngetengil. Dua hari lalu, nyokap cerita kalo tengil dijemput emaknya. Kucing besar dengan bulu yang coraknya sama kayak dia. Mulanya nyokap kira, ada kucing yang ganggu tengil. Berisik banget, ngeong2. Ditengoklah dari jendela. Ternyata nyokap dan ade gw menyaksikan drama sinetron 'si tengil, anak durhaka'. Kalo loe denger cara nyokap gw cerita plus gaya gaya yang dia praktekkan keknya seru deh. Kalo boleh di skripin mungkin kayak gini kali yah.

Emaknya tengil (E) : mamat (gw nggk tahu namany dia di bangsa kucing) ayo pulang nak...
Tengil (T) : nggak mau *buang muka*
E : ini bukan rumah kamu nak *berjalan menghampiri*
T : nggak mau. Aku mau di sini *berjalan mundur ke sudut tembok*
E : tapi kamu nggak kenal manusia manusia itu. Kamu kan masih kecil. Belum ngerti.
T : pokoknya nggk mau. Aku nggak mau pulang. *mulai ngibasin ekor gelisah*
E : ayo...emak ngomong baik baik nih. Mau emak seret kamu? * mulai siap nerkam*
T : nggak mau. Jangan maksa ngapa mak. *siap siaga sambil ngibas2in tangan*
E : baik kalo kamu nggak bisa emak bilangin baik baik. * nerkam buat gigit lehernya*
T : nggak mau tauk!!! Nggak mauuu!!!! *lompat naik ke roda*
E : dasar anak nakal!!!! Turun kamu!!!!
T : nggak mau!!! Emak pulang sana *ngibas2in tangannya*
Setelah alot  dan nunggu lama. Akhirnya si emak bete.
E : baik klo kamu nggak bisa dibilangin. Besok emak datang lagi. Pasti manusia itu udah nggak peduli lagi sama kamu. *pergi*

Dan gw tadi melihat sendiri adegan sinetron tengil si durhaka jilid ke dua. Gw melihat sendiri dari balik jendela, bagaimana sang emak bicara dan tengil yang ngamuk ngamuk. Tengil mencakar cakar emaknya. Meskipun dia dalam posisi terjepit di sudut tembok tapi gw kagak pernah ngajarin dia begitu. Nyokap gw yang berdiri disamping gw bilang, kayak manusia yah. Gw pikir yah bener juga, maka itu gw bikin skrip di atas *weee*. Gw tinggalin emak dan kucing bernegosiasi. Tapi lama bow. Apalagi bokap trus manggil, ‘Tuh si tengil naik naik ke tembok. Loncat loncat ke kusen jendela minta dibukain pintu tuh.

Mulanya gw nggak percaya, tapi gw liat sendiri ulah tuh bocah. Dasar anak nakal. Segera gw buka tuh pintu, bawaannya mau loncat ajah tuh anak (btw, pintu rumah punya pagar kecil setinggi 20cm-an yang dibuat pake kayu dengan siku penyangga untuk menghalau tikus kecil alias cecurut. Soalnya rumah punya halaman kecil tapi banyak pohonny) gw keluar. Duduk di depan emak dan tengil. Dasar tengil dia malah merepet ke gw, seolah nyari perlindungan, sambil ngejilatin badannya sendiri. Gw toyor beberapa kali kepalanya. Gw tunjuk tunjuk emaknya. Gw ajak ngomong si emak. Emaknya mulanya berdiri siaga. Lalu gw panggil panggil dan dia duduk selonjoran dihadapan gw dengan mata yang yampun...gw kira itu efek pantulan lampu. Tapi emak sungguh sedih rupanya..loe pasti takjub deh, matanya berkaca kaca. Dengan sebel gw narik narik si tengil ke emaknya dan dengan segera pula ia menjauh kembali. Pengen jitak nggak sih. Gw tarik kakinya. Gw seret badannya. Akhirnya gw tinggal itu emak-kucing. Dan ketika gw kembali... Ohhhh tengil resmi durhaka. Dan nyebelin karena dia pup di kolong mobil dan gw mencak mencak ke dia dan nyeret dia ke pasirnya. (gw sempet berpikir positif karena ini yang ptama kali terjadi. Mungkin tadi dia kebelet pup, tapi karena harus berduhaka sm emaknya, dia nggak mungkin minta cut ke emaknya buat izin pup dulu..yaks)

aaahhhhh jadi kangen tengil. Dia lagi ngapain yah. 


 
;